Gudeg Kayu Hj Budiharjo, kuliner legendaris Jogja sejak 1973

Gudeg Kayu Hj Budiharjo, kuliner legendaris Jogja sejak 1973
foto: Brilio.net/Lola Lolita dan Syamsu Dhuha

Brilio.net - Sesuai dengan namanya, Yogyakarta memang istimewa baik kulturnya maupun orangnya. Tak heran jika banyak orang berbondong-bondong datang ke Jogja untuk menghabiskan waktu liburannya. Jogja pun akhirnya semakin dikenal sebagai kota gudeg, kota budaya, dan juga dikenal sebagai kota pelajar.

Tak hanya itu saja, Jogja juga dikenal membumi dan akrab di hati sehingga selalu mengundang pelancong dari penjuru nusantara untuk selalu kembali. Apalagi nih, Jogja dikenal dengan kuliner alias jajanan-jajanan yang ringan di kantong dan beberapa tempat wisata yang begitu menakjubkan.

Berbicara mengenai Jogja memang tidak ada habisnya. Salah satu yang cukup banyak diburu adalah makanan khasnya, yakni gudeg. Jika di Jogja kamu memang dengan mudah bisa menemui gudeg dengan rasa dan nama yang cukup unik. Salah satunya Gudeg Kayu.

Gudeg Kayu Hj Budiharjo, kuliner legendaris Jogja sejak 1973

foto: Brilio.net/Lola Lolita


Gudeg Kayu Hj Budiharjo ini merupakan alternatif bagi kamu yang lapar di tengah malam. Rasanya sudah tidak diragukan lagi. Sudah sejak 1973 Gudeg Kayu dikenal sebagai gudeg yang memiliki cita rasa khas dan mudah diterima oleh berbagai kalangan. Artinya gudeg ini sudah berjualan 46 tahun lamanya dan bisa dibilang legendaris.

Hj Budiharjo memulai usahanya sejak berusia 39 tahun hingga kini. Namun ketika ditemui brilio.net di lokasi tempat ia berjualan biasanya, Hj Budiharjo sedang tidak sehat. Sehingga hanya anaknya, Martini (46) saja yang bisa ditemui.

Gudeg Kayu Hj Budiharjo, kuliner legendaris Jogja sejak 1973

foto: Brilio.net/Lola Lolita


Gudeg Kayu menjadi daya tarik karena namanya yang unik. Banyak yang mengira bahwa gudeg Hj Budiharjo ini terbuat dari kayu. Namun hal itu tidak tepat, pasalnya cikal bakal adanya penamaan tempat makan ini lantaran lokasi berjualannya di sebuah toko kayu. Sehingga orang kala itu lebih senang menyebutnya Gudeg Kayu. Akhirnya Budiharjo memutuskan untuk memberi nama gudegnya dengan sebutan Gudeg Kayu.

Gudeg Kayu Hj Budiharjo, kuliner legendaris Jogja sejak 1973

foto: Brilio.net/Lola Lolita


"Pernah ada yang datang dan nanya, 'Bu, beli gudeg kayu'. Terus saya bilang, 'Ini gudegnya, gudeg nangka, bukan gudeg kayu'. Padahal kayu kan nggak bisa dimasak," kata Martini sembari tersenyum saat ditemui di warung Gudeg Kayu, Jl Laksda Adisucipto No 9, Demangan, Yogyakarta, Selasa (3/9).

Martini mengakui bahwa pada awalnya banyak yang datang untuk mencicipi gudegnya karena memang namanya yang unik. Banyak yang mengira gudeg tersebut berasal dari kayu. Namun meski demikian pelanggannya tersebut kembali datang keesokan harinya karena tak kecewa dengan rasa gudeg milih Hj Budiharjo ini.

Setiap kali ada yang datang, baik Budiharjo maupun Martini tak segan untuk menjelaskan mengapa dagangannya tersebut dinamakan Gudeg Kayu.

Gudeg Kayu Hj Budiharjo, kuliner legendaris Jogja sejak 1973

foto: Brilio.net/Lola Lolita


"Iya pada penasaran, 'Kok gudeg kayu?', ya kita jelasin saja, karena memang dulu jualannya di toko kayu. Siang buat jualan kayu, kalau malam buat jualan gudeg. Yang memberi nama juga para pelanggan. 'Yuk, beli gudeg yang di toko kayu itu'," ujar Martini.

Gudeg buatan Budiharjo ini menawarkan dua menu spesial, yakni yakni gudeg dan pecel. Dua-duanya memiliki cita rasa cukup enak dan menjanjikan. Namun yang menjadi primadona di sini adalah gudegnya. Rasanya tidak terlalu manis, sehingga mudah diterima oleh semua kalangan.

Dulunya, Gudeg Kayu berada di sebuah toko kayu yang berada di samping utara Hotel Saphir Jogja. Namun beberapa tahun lalu pindah ke Jl Laksda Adisucipto No.9.

Gudeg Kayu Hj Budiharjo, kuliner legendaris Jogja sejak 1973

foto: Brilio.net/Syamsu Dhuha


Gudeg Kayu buka setiap hari pada pukul 18.00 hingga 24.00 WIB. Untuk harga, kamu tak perlu khawatir. Sebab kamu sudah bisa menikmati gudeg legendaris ini mulai dari Rp 11.000 saja. Selamat mencoba!




(brl/gib)

Video

Selengkapnya
  • Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas

    Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas

  • Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia

    Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia

  • Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas

    Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas

Review

Selengkapnya