Mencicipi daging ular di Kobra Imperial Kitchen

Bagi sebagian orang, ular kobra adalah hewan melata yang mengerikan. Namun di tangan Sri Sulistyowati Sarjono, ular kobra jadi kuliner ekstrem rasa juara. Wanita 44 tahun ini membuka bisnis kuliner ekstrem bernama Restoran Kobra Imperial Kitchen. Bisnis itu telah ia jalankan sejak 23 tahun lalu.

"Karena sebenarnya saya itu diawali ya sebelumnya itu udah ada basic dari kobra tapi belum buka restoran tapi lebih ke jamu tradisional. Kenapa sampai berpikir ke kobra, karena kami mencari obat untuk nenek saya, nenek saya itu penderita cancer stadium akhir sewaktu obat ini ditemukan, itu nenek saya nggak tertolong tapi banyak orang yang bisa tertolong dengan pengobatan kami setelah adanya pengobatan yang ditemukan ini. Jadi itu merupakan sebenarnya ramuan jaman kuno sekali, Tiongkok kuno lah istilahnya seperti itu" jelas Sri Sulistyowati.

Semua bagian dari ular kobra ia sebut memiliki manfaat kesehatan. Termasuk dagingnya yang ia kembangkan sebagai bisnis kuliner. Selain jamu ia mampu meracik daging kobra menjadi berbagai makanan lezat. Mulai dari kobra asam pedas, kobra tom yam goong, kobra bakar, steak kobra, keripik kobra, rica-rica kobra, burger kobra dan berbagai menu pilihan lainnya.

"Ada burger kobra juga, anak kecil juga seneng. Jadi nggak kelihatan kobranya tapi sekaligus udah pengobatan. Biasanya anak kecil tu gatel-gatel gitu yaa. Itu makan dengan itu kulitnya jadi bagus. Jadi banyak macam khasiatnya, termasuk juga untuk anak-anak yang asma. Itu juga ketika makan ini bagus sekali, itu hasilnya tidak kumatlah asmanya. Terus kemudian kalau anak-anak ABG jerawatan seperti itu. Itu hasilnya jerawatnya itu bisa dua model. Jadi kalau sudah setengah menteng-menteng gitu bahasanya yaa udah mau pecah itu lebih dipercepat, tapi kalau masih kecil itu langsung hilang. Begitu dikasih minyak kobra, itu bisanya yang kita pakai" papar Sri Sulistyowati.

Meski begitu wanita yang dipanggil Lis ini tidak menyediakan darah kobra. Hal itu karena alasan kotoran dan racun bisa berbahaya bagi tubuh.

"Jadi berbagai alasan orang mengkonsumsi kobra, mulai dari pengobatan sampai untuk pengalaman kuliner yang ekstrem gitu katanya. Tapi kesemuanya itu menyehatkan. Jadi apapun dia makan kobra itu hasil akhirnya sehat " papar Sri Sulistyowati.

Banyak orang dalam kondisi sakit parah bisa sembuh usai mengkonsumsi jamu dan kulinernya.

"Jadi kita buatnya higienis banget, kita udah kaya pabrikan. Kita tampilannya udah nggak ada seremnya sama sekali tapi bener-bener dia berkhasiat. Jadi orang yang mungkin takut-takut kesini ternyata sampai sini cuma begitu nggak ada ngerinya sama sekali. Jadi segala ketakutan ilang mereka mantap untuk mengkonsumsi dan akhirnya mereka bisa sembuh" cerita Sri Sulistyowati.

Harga kuliner di Kobra Imperial Kitchen dijual kisaran Rp 16 ribu hingga Rp 100 ribu. Restonya terletak di Jalan Hayam Wuruk 19, Tegal Panggung, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta.

"Harapan saya ya bisa menolong bisa lebih banyak orang dengan pengobatan kami. Sekarang ini radikal bebas begitu kuat ya di mana-mana banyak penyakit. Terus mungkin pola makan pola hidup, mungkin banyak yang stres itu mempengaruhi timbulnya penyakit-penyakit. Nah, dengan pengobatan kami atau terapi kami istilahnya untuk meningkatkan kondisi tubuh seseorang sehingga tidak mudah sakit. Kalaupun yang sudah sakitpun, dalam kondisi lemah kita tingkatkan juga vitalitasnya sehingga fungsi dari organ tubuhnya bisa kembali sempurna dan dia bisa mengalami pemulihan yang sangat berarti" tutup Sri Sulistyowati.

Selain kobra resto ini juga sediakan daging tokek, biawak, katak hingga bulus. Semua menu diklaim mampu membantu penyembuhan dari berbagai penyakit.

(brl/red)

Review

Selengkapnya